Minggu, 11 November 2018

Adab Terhadap Guru

Guru merupakan wasilah atau perantara atau bisa disebut sebagai jalan atau jembatan memahami suatu ilmu,terlebih ilmu yang mengajarkan adat istiadat,baik berhubungan dengan manusia,sesama mahluk dan Sang Maha Pencipta,begitu juga sebagai guru pencak silat pancasila,pastinya mengajarkan siswanya untuk menjadi pribadi yang lebih baik,melalui sikap,perkataan atau ucapan serta tindakan.
adab terhadap guru

Banyak kasus kejadian dimana orang tua,berkeluh kesah dengan sikap,perkataan dan perbuatan anak,sehingga mengharapkan untuk guru pencak silat,lebih memperhatikan anak dengan menasehatinya,agar bisa berubah menjadi lebih baik,sebagai guru pencak silat,tak hanya melatih fisik melalui seni membela diri,namun keharusan membentuk karakter atau mental spiritual seorang siswa,
Jika seorang murid melakukan kesalahan,tentunya sang guru pun mendapatkan sangsi,mungkin hanya pertanyaan dan pernyataan,sudahkah mengajarkan dengan benar,seorang murid,kenapa sikapnya begini,cara bicaranya begini,atau kelakuannya begini,bukan hanya waktu yang harus dibuang,pemikiran serta materi yang tak diduga,pengorbanan seorang guru sangatlah besar
Guru cabang pencak silat pancasila

Oleh sebab itulah,maqom seorang guru begitu tinggi,dalam ajaran Ki Rekso Jiwo ketua cabang surakarta dalam berdoa,ada urutan wasilah,sebelum doa untuk pribadi
1.kirim doa kepada para nabi dan rosul
2.kirim doa pada waliulloh dan guru
3.kirim doa pada leluhur
4.kirim doa kepada kakek nenek
5.kirim doa kepada kedua orang tua
6.kirim doa kepada keluarga,kalau sudah berkeluarga,memohonkan ampunan segala kesalahan,baik yang disengaja maupun tidak,karena sebagai orang tua bertanggung jawab dengan sikap anak
jika laki laki tentunya lebih besar tanggung jawabnya dalam mengajarkan kebaikan kepada anak dan istri
7.mendoakan diri
selanjutnya dapat ditambahkan sesuai dengan niat masing masing

Begitu tinggi maqom seorang guru,jika diringkas,menempati tingkat 2,setara dengan waliullah,atau berada dibawahnya sedikit,mengingat tanggung jawab yang begitu besar dipundaknya,oleh sebab itulah,dalam memilih guru tentunya harus berhati hati agar tidak tersesat atau memilih guru yang baik dalam tutur kata,sikap maupun perbuatan
seorang guru menjadi contoh siswa,disamping mencontohkan,seharusnya sering mengingatkan siswa agar memiliki jiwa kesatria,jujur dan bertanggung jawab

Pepatah jawa mengatakan,Guru iku paribasan senajan koyo dugel diiketi,sejatine malati.
artinya : Guru itu ibaratnya walaupun seperti kayu penganjal roda,sesungguhnya kramat/menyebabkan kuwalat
sehingga sikap seorang siswa sepantasnya menghargai serta menghormati seorang guru,guru merupakan orang tua kedua setelah bapak ibu,yang menginginkan anak nya menjadi pribadi yang baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar